Selasa, 10 Mei 2011

Apa salahnya berubah???

Hari ini, hati ku begitu sesak,dengan begitu banyaknya masalah yang bergelantungan di pundakku. Entahlah, sebenarnya aku tidak lah diharuskan untuk memikiran masalah itu,tapi, masalah itu dengan seenaknya saja masuk kedalam pikiranku, huft,tanpa meminta izin dulu kepada sang pemilik ‘otak’.
Sesak yang begitu sangat ini, membuatku sulit untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dengan lancar. Seolah-olah ada bongkahan biji kedondong yang besar yang tersangkut ditenggorokanku, dan debu-debu yang bergumpal yang disumbatkan dihidungku. Oh….ya Rabb…apa ini…haruskah semua ini terpikiran oleh ku…tak sanggup rasanya ya Allah….letih….habis rasanya semua kesabaranku…bahkan…ingin rasanya kuberlari sejauh-sejauhnya…meninggalkan tempat ini…
Namun ya Allah…di sisi hatiku yang lain, ia tetap berbisik kepada ku untuk tetap bertahan disini. Lalu aku bertanya “untuk apa?” untuk sesuatu yang sangat mulia, apa itu???
Lima huruf yang bisa membuat seorang manusia sangat kuat menjadi sangat lemah, dan membuat manusia yang sangat lemah ,menjadi sangat kuat.
Ya rabb…salahkah jika aku menginginkan perubahan?kearah yang lebih baik tentunya. Tapi mengapa mereka semua seolah-olah tidak sadar dengan semua itu. Seperti sebuah patung, yang akan diam tak berekspresi disaat sesuatu terjadi pada dirinya, atau, jikalaupun memberikan ekspresi, itu hanya dibuat-buat saja. Mereka semua diam saat diberikan sebuah peraturan, seakan-akan mereka paham dan patuh, tapi pada kenyataanya apa????mereka semua dengan bangganya melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak mereka lakukan lagi.
Huft…dunia ini memang penuh dengan kepura-puraan.
Ya Rabb…yang mendengarken jeritan hatiku ini…kumohon dengan sangat…berikan aku jalan….
Aku tak ingin, semua yang telah ‘disumpel’ ketelinga ini dan juga telinga-telinga mereka, hanya akan membludak. Seperti gelas yang diisi hingga sangat penuh.
Kuatkah aku….????

Senin, 02 Mei 2011

hanya untuk sebuah renungan diri...

“Subhanallah…” kata itu yang terlontar dari bibirku saat kumelihat birunya langit pada saat itu. Begitu sempurna ciptaan Allah, dan seharusnya tak ada lagi yang kukeluhkan atas apa yang telah kudapatkan saat ini. 

‘Alhamdulillah…” kalimat suci yang kuucapkan selanjutnya, karena aku masih bisa melihat indahnya dunia, dan menangkap gambar-gambar terindah yang tidak akan bisa diambil dengan kamera apapun, bahkan kamera termahal sekalipun sekelas NIKON DSLR. Karena kamera yang kumiliki adalah kamera termahal di jagad raya ini, bahkan jika dijual pun, mungkin tak ada yang sanggup membelinya.

“MATA” itulah kamera yang kupunya. Dengan kamera yang kupunya, kubisa memotret ratusan bahkan ribuan gambar kehidupan ku, baik itu cerita sedih ataupun bahagia, dan semua itu tersimpan dalam memori yang insyaAllah jika ku mampu merawatnya ia tidak akan penuh. Meskipun sekarang kamera MATAku membutuhkan bantuan lensa tambahan buatan manusia, namun aku akan selalu dan tetap bersyukur, dan tahukah teman, kualitas kamera MATAku tetap lebih unggul dibandingkan dengan kamera buatan manusia.

Mudah-mudahan aku bisa selalu menjadi hambanya yang selalu bersyukur, karena nikmat nya yang tak pernah terputus kepada ku. Dan mudah-mudahan kamu, teman-teman ku, mudah-mudahan akan selalu menjadi hambanya yang bersyukur. Amin.

Alhamdulillah ya rabb…

Terima kasih aba dan ama karena telah melahirkan ku kedunia ini yang membuatku dapat mengenal siapa sebenarnya Tuhanku.